Berbagai cara, intrik dan diakhiri dengan pembunuhan Lincoln karena memperjuangkan kebebasan perbudakan.
‘Dengan keteguhan hati dan kebenaran yang sesuai
dengan titah Tuhan, marilah kita berusaha untuk menyelesaikan tugas kita
sekarang, yaitu menyembuhkan luka-luka bangsa‘ itulah kata-kata dalam
pidato Lincoln yang dilontarkannya setelah Perang Welmington, perang
saudara berakhir. Pada masa itu, Lincoln yang menjabat sebagai Presiden
Amerika Serikat ke-16 dikenal memimpin Amerika untuk keluar dari
perbudakan (terutama ras kulit hitam) dan mengintegrasikan bangsa
Amerika dari perang saudara (civil war).
Film bergenre sejarah biografi arahan sutradara kawakan Steven
Spielberg yang juga merangkap sebagai produser ini mengangkat buku
biografi Lincoln berjudul: ‘Team of Rivals: The Political Genius of Abraham Lincoln‘
yang fokus pada upaya Lincoln.Dimulai dari Januari 1865 untuk membuat
Amandemen Ketigabelas Konstitusi Amerika Serikat yang berisi Penghapusan
Perbudakan dapat lolos oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika
Serikat. Banyak kalangan politisi pada saat itu yang menganggap mustahil
untuk meloloskan Amandemen tersebut.
Sosok Lincoln yang diperankan nyaris sempurna secara fisik dan
karakter oleh aktor asal inggris Daniel Day-Lewis menuai pujian kritis
salah satunya dengan penghargaan Aktor terbaikn Academy Award (oscar)
2013. Adegan awal film ini mengisahkan suasana chaos perang saudara
antara militer dan masyarakat sipil. Lincoln berbincang dengan 2 orang
prajurit berkulit hitam yang berperang untuk negaranya.
‘bahwa kita disini untuk menyelesaikan, jika pengorbanan ini tidak
akan sia-sia, jika negara ini dibawah Tuhan dan akan memiliki kebebasan
baru, dan pemerintah dari kerakyatan, oleh rakyat, untuk rakyat, tidak
akan musnah dari muka bumi‘ itulah kata-kata prajurit berkulit hitam
sebelum berangkat ke medan perang yang membuat Lincoln berpikir untuk
membuat pembebasan dari perbudakan.
4 bulan sebelum masa jabatannya berakhir, Lincoln yang tidak menyukai
cara kekerasan menginginkan perang saudara berakhir dalam satu bulan,
tetapi di sisi lain ia khawatir bila ‘Proklamasi emansipasi‘ yang pernah
disahkannya ternyata dihapuskan oleh pengadilan setelah perang usai dan
amandemen ke-13 akan gagal dan perbudakan kembali terbentuk. Lincoln
ingin perbudakan benar-benar dihapuskan, Amandemen ke 13 harus disetujui
oleh DPR Amerika Serikat dan perjalanan untuk mendapat pengakuan itu
tidaklah mudah. Istri Lincoln (Sally Field) istrinya sempat khawatir
dengan keinginan Lincoln. Namun baginya, dia seperti harus menangkap
ikan paus sebagai metafora dari mimpi bangsa ini. Hambatan pertama
dengan Republikan Radikal yang khawatir bahwa amandemen ini akan gagal
dan beberapa di antara mereka dengan sengaja menundanya karena dukungan
untuk amandemen dari Republikan di negara bagian perbatasan belum cukup
terjamin, karena prioritas mereka adalah untuk mengakhiri perang.
Lincoln membutuhkan 20 suara untuk dapat meloloskan amandemen. Suara itu
diperolehnya melalui berbagai negosiasi dari pihak demokrat dan
republik.
Bahkan jika mereka semua mendukung amandemen, amandemen tersebut
masih akan membutuhkan dukungan dari beberapa anggota Kongres Demokrat
supaya bisa diluluskan. Karena Demokrat baru saja “lumpuh” setelah kalah
dalam pemilihan umum 1864, beberapa penasihat Lincoln menyarankan bahwa
ia harus menunggu sampai Kongres Republikkan yang baru meraih kursi,
yang kemungkinan akan mempermudah jalan bagi amandemen. Namun, Lincoln
tetap tak mau kompromi untuk meloloskan amandemen secepatnya agar isu
perbudakan bisa terselesaikan sebelum perang usai dan negara bagian
selatan berintegrasi ke Uni.
Adegan kongres tentang amandemen ke-13 ini sangat menarik, wajah dan
tingkah laku anggota DPR Amerika beragam, dari saling menentang hingga
menurut pada hati nuraninya bila perbudakan harus dihapuskan dan
akhirnya voting memutuskan Amandemen ke-13 disahkan.
Mungkin gambaran politik pada film Lincoln mampu memberikan refleksi
tentang strategi yang cerdas dan tepat atas dasar kemanusiaan dan
persatuan kembali bangsa melalui kebijakan rekonsiliasi yang lunak. Di
akhir jabatannya Lincoln berani mengambil resiko untuk keputusannya.
Dialah pioner dan ingatan sejarah Amerikan untuk pengakuan kesetaraan
ras kulit hitam. Namun, politik juga meminta korban. Setelah Lincoln
kembali terpilih menjadi Presiden, tidak lama kemudian, 15 April 1865
Lincoln ditembak di Ford Theater Washington. Ini merupakan pembunuhan
pertama dalam sejarah Presiden AS. Hingga saat ini hampir seluruh rakyat
Amerika menilai bila Lincoln adalah presiden terbaik yang pernah
dimiliki dan Lincoln adalah milik jaman dalam kemanusiaan dan pembebasan
perbudakan.
By ratuselviagnesia
Sumber : http://selviagnesia.wordpress.com
No comments:
Post a Comment